Dia hanya ingin dianggap IBU

Tangis itu terseruak diantara bau obat yang tidak terhindarkan, sakit itu menjalar keseluruh tubuh demi suatu anugerah yang akan tercipta olehNya, Doa selalu terhembuskan disamping perjuangan, mati adalah resiko dan harga sebagai tebusan perjuangan yang sedang dilakukan, nampak muncul tubuh mungil berlumurkan darah terkucur memandikan harapan yang sedang diperjuangkan, terlahirlah aku diantara orang yang mengasihiku,orang yang menantikanku,orang yang 9 bulan menjagaku tanpa ada rasa bosan untuk bersabar menunggu wujudku. Selepas itu, dia lemas tak berdaya dengan senyum bahagia tanpa menghiraukan sakitnya, menangis tersenyum melihatku yang masih tidak tahu apa apa, itulah ibuku.
Akhirnya aku punya identitas,aku punya julukkan,aku punya nama,dan aku punya dunia luas memulai hidupku bersama orang yang mencintaiku sebelum aku memulai apa itu arti hidup didunia.  Suapan dan asupan terbaik olehnya, dia tidak memikirkan apa yang dia makan, apa yang dia minum, istimewakan aku selalu demi tumbuh kembangku, aku diayun,aku digendong,aku diajari merangkak, aku diajari berjalan seiring kasih sayangnya yang tidak pernah aku mengerti saat itu. Aku tidak mau jauh dari dia, aku menangis ketika tidak melihat dan menyentuh tangan dan pundaknya, aku melakukan itu selalu , apapun yang sedang dia lakukan pasti berhenti hanya untuk mengusap dan menasihatiku yang hanya bisa mengerti mimik wajahnya kalau dia akan selalu ada buatku.
A,B,C,D 1,2,3,4 mama,papa , aku mulai belajar itu, aku mulai mengeja dan berharap bisa bertanya sesuatu yang buatku penasaran dengan apa yang selalu dia ceritakan. Kini aku bisa, aku selalu bertanya dia selalu menjawab, aku selalu meminta dia selalu memberi, aku kini manja dengan dia. Tubuhku kini semakin besar, aku diantar ke sekolah yang akan membuatku menggapai apa itu masa depanku, Selepas menjemputku dia selalu menanyakan aktifitasku disekolah, mengajariku hal yang tidak aku mengerti, menuntunku semakin kedepan hingga aku bisa mendapatkan apa yang aku cita citakan saat itu, Nilaiku bagus karna dia.
Kini aku remaja, dia semakin tua, aku semakin banyak maunya, dia semakin lemah mengabulkanya, aku merengek, marah dan ngambek ketika apa yang aku inginkan tidak dia turuti, dia memang selalu mengiyakan tetapi aku akan marah jika hanya perkataan yang dia janjikan, aku semakin tidak bisa berharap lagi dengan dia, disamping aku sibuk dengan belajar hidup dan menggapai masa depan, dia selalu saja aku butuhkan. karena aku belum jadi apa apa yang seperti dia ceritakan dan janjikan dulu.
Dewasa aku mulai rasakan, aku merasakan apa itu cinta dan aku merasakan apa itu kasih sayang lawan jenis, aku mulai belajar apa itu pacaran, ibuku selalu melarang tetapi aku ingin jalankan, karena aku merasakan ketenangan ketika dekat dengan yang aku suka, hanya nasihat yang bisa dia lontarkan ketika tidak bisa lagi mengaturku , dia sekarang lemah daripada aku dulu, suaraku lebih lantang darinya, suara dia selalu lirih lembut denganku. Malam minggu selalu kuhabiskan untuk membahagiakan orang yang aku cintai, orang yang baru menjanjikan kebahagiaan buatku, dan aku lupa dengan dia yang tidak pernah berjanji tetapi benar membahagiakanku.
Umurnya kini menyusahkannya melakukan apa yang dia inginkan, dia ingin aku hidup seperti ini, tapi aku ingin seperti itu, aku hanya bisa membantu dia melakukan hal yang dulu dia selalu berikan untukku, aku bosan melakukan itu, aku sibuk dengan pekerjaanku, aku tidak bisa menjaga selalu dia diantara kesibukan yang menderaku, kini aku berkeluarga, dan dia semakin tampak lemah diusia senjanya, dia selalu mengatakan kata indah penuh makna tentang kehidupan, dia ingin dianggap ibu saja tanpa balasanku sedikitpun, dia hanya berharap aku bahagia, dia selalu menangis ketika aku susah. walau aku sering tidak menanggapinya, karena aku merasa lebih dewasa dan pintar dengan apa yang aku hadapi dihidup ini.
Kini dia meninggalkanku, dia yang hanya bisa berpesan sebelum kembali ke Tuhan, hanya pesan itu yang dia bisa berikan, Aku menyesal, dia yang selalu mengasuh dan mengantarkanku sampai aku menemukan hidupku, aku hanya menghabiskan waktuku dengan rutinitas yang tidak lebih berarti daripada menghela sedikit waktu untuk bisa bahagiakan dia,walaupun itu tidak pernah dia inginkan, tapi anakmu kini mengerti , kasih sayangmu tidak ada yang bisa gantikan, pengertianmu tidak ada yang melampaui, dan kepergianmu tidak pernah aku lupakan, aku ingat hari ini hari ibu, aku akan selalu mengenang kasih sayangmu, aku belajar terapkan ke anak anakku, semoga kelak dia lebih baik dari aku, walau itu hanya membalas senyuman disaat aku hanya bisa memberikan perkataan terakhir. Selamat hari ibu, aku mencintaimu.

0 komentar:

Posting Komentar