Akhirnya aku punya identitas,aku punya
julukkan,aku punya nama,dan aku punya dunia luas memulai hidupku bersama
orang yang mencintaiku sebelum aku memulai apa itu arti hidup didunia.
Suapan dan asupan terbaik olehnya, dia tidak memikirkan apa yang dia
makan, apa yang dia minum, istimewakan aku selalu demi tumbuh kembangku,
aku diayun,aku digendong,aku diajari merangkak, aku diajari berjalan
seiring kasih sayangnya yang tidak pernah aku mengerti saat itu. Aku
tidak mau jauh dari dia, aku menangis ketika tidak melihat dan menyentuh
tangan dan pundaknya, aku melakukan itu selalu , apapun yang sedang dia
lakukan pasti berhenti hanya untuk mengusap dan menasihatiku yang hanya
bisa mengerti mimik wajahnya kalau dia akan selalu ada buatku.
A,B,C,D 1,2,3,4 mama,papa , aku mulai
belajar itu, aku mulai mengeja dan berharap bisa bertanya sesuatu yang
buatku penasaran dengan apa yang selalu dia ceritakan. Kini aku bisa,
aku selalu bertanya dia selalu menjawab, aku selalu meminta dia selalu
memberi, aku kini manja dengan dia. Tubuhku kini semakin besar, aku
diantar ke sekolah yang akan membuatku menggapai apa itu masa depanku,
Selepas menjemputku dia selalu menanyakan aktifitasku disekolah,
mengajariku hal yang tidak aku mengerti, menuntunku semakin kedepan
hingga aku bisa mendapatkan apa yang aku cita citakan saat itu, Nilaiku
bagus karna dia.
Kini aku remaja, dia semakin tua, aku
semakin banyak maunya, dia semakin lemah mengabulkanya, aku merengek,
marah dan ngambek ketika apa yang aku inginkan tidak dia turuti, dia
memang selalu mengiyakan tetapi aku akan marah jika hanya perkataan yang
dia janjikan, aku semakin tidak bisa berharap lagi dengan dia,
disamping aku sibuk dengan belajar hidup dan menggapai masa depan, dia
selalu saja aku butuhkan. karena aku belum jadi apa apa yang seperti dia
ceritakan dan janjikan dulu.
Dewasa aku mulai rasakan, aku merasakan
apa itu cinta dan aku merasakan apa itu kasih sayang lawan jenis, aku
mulai belajar apa itu pacaran, ibuku selalu melarang tetapi aku ingin
jalankan, karena aku merasakan ketenangan ketika dekat dengan yang aku
suka, hanya nasihat yang bisa dia lontarkan ketika tidak bisa lagi
mengaturku , dia sekarang lemah daripada aku dulu, suaraku lebih lantang
darinya, suara dia selalu lirih lembut denganku. Malam minggu selalu
kuhabiskan untuk membahagiakan orang yang aku cintai, orang yang baru
menjanjikan kebahagiaan buatku, dan aku lupa dengan dia yang tidak
pernah berjanji tetapi benar membahagiakanku.
Umurnya kini menyusahkannya melakukan
apa yang dia inginkan, dia ingin aku hidup seperti ini, tapi aku ingin
seperti itu, aku hanya bisa membantu dia melakukan hal yang dulu dia
selalu berikan untukku, aku bosan melakukan itu, aku sibuk dengan
pekerjaanku, aku tidak bisa menjaga selalu dia diantara kesibukan yang
menderaku, kini aku berkeluarga, dan dia semakin tampak lemah diusia
senjanya, dia selalu mengatakan kata indah penuh makna tentang
kehidupan, dia ingin dianggap ibu saja tanpa balasanku sedikitpun, dia
hanya berharap aku bahagia, dia selalu menangis ketika aku susah. walau
aku sering tidak menanggapinya, karena aku merasa lebih dewasa dan
pintar dengan apa yang aku hadapi dihidup ini.
Kini dia meninggalkanku, dia yang hanya
bisa berpesan sebelum kembali ke Tuhan, hanya pesan itu yang dia bisa
berikan, Aku menyesal, dia yang selalu mengasuh dan mengantarkanku
sampai aku menemukan hidupku, aku hanya menghabiskan waktuku dengan
rutinitas yang tidak lebih berarti daripada menghela sedikit waktu untuk
bisa bahagiakan dia,walaupun itu tidak pernah dia inginkan, tapi anakmu
kini mengerti , kasih sayangmu tidak ada yang bisa gantikan,
pengertianmu tidak ada yang melampaui, dan kepergianmu tidak pernah aku
lupakan, aku ingat hari ini hari ibu, aku akan selalu mengenang kasih
sayangmu, aku belajar terapkan ke anak anakku, semoga kelak dia lebih
baik dari aku, walau itu hanya membalas senyuman disaat aku hanya bisa
memberikan perkataan terakhir. Selamat hari ibu, aku mencintaimu.
0 komentar:
Posting Komentar